BekasiDaily – Banjir besar yang melanda Perum Jaka Setia Kencana di Bekasi Selatan telah menjadi ujian bagi solidaritas kemanusiaan. Air yang meluap dari tanggul akibat hujan deras sejak dini hari merendam ratusan rumah, meninggalkan kerusakan yang parah. Dalam situasi darurat ini, berbagai elemen masyarakat berinisiatif untuk memberikan bantuan kepada para penyintas yang terdampak.
Sejumlah organisasi, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Banten, Badan Reaksi Cepat (Baret ICMI Banten), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan banyak lainnya, segera bergerak untuk melakukan aksi kemanusiaan. Kegiatan ini dimulai pada hari Minggu, 9 Maret 2025, dari pagi hingga waktu berbuka puasa.
Banjir datang secara mendadak, dan berdasarkan laporan di lapangan, sekitar pukul 02.00 WIB, warga mulai melaporkan bahwa air sungai meningkat dengan cepat akibat hujan yang sangat deras. Dalam waktu singkat, air meluap melewati tanggul dan membanjiri rumah-rumah. Pada pukul 03.00 WIB, air sudah mencapai dada orang dewasa, menenggelamkan ratusan rumah dan membuat banyak warga terjebak di dalamnya. Beberapa di antara mereka mengalami luka akibat pecahan kaca dan benda tajam, sementara yang lain mengeluhkan gejala seperti diare, muntah, dan gatal-gatal akibat terpapar air kotor.
Di tengah keterbatasan, para relawan dari berbagai organisasi berusaha semaksimal mungkin untuk membantu korban. Mereka membagikan ratusan paket sembako dan kebutuhan pokok untuk membantu warga bertahan. Tim medis juga memberikan layanan kesehatan gratis bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan akibat banjir, termasuk penyakit kulit dan infeksi. Selain itu, relawan menyalurkan alat kebersihan untuk membantu warga membersihkan lingkungan mereka dari sisa-sisa banjir. Menjelang berbuka puasa, ratusan paket makanan dan takjil juga dibagikan kepada para penyintas agar mereka dapat menjalankan ibadah puasa meskipun dalam situasi sulit.
Selain memberikan bantuan fisik, para relawan juga memberikan dukungan moral kepada warga yang terdampak. Mereka mendengarkan cerita para korban, berusaha menghibur anak-anak, dan memperkuat semangat gotong royong di antara warga.
Namun, meskipun aksi kemanusiaan ini memberikan bantuan yang berarti, kondisi di lapangan masih sangat memprihatinkan. Banyak rumah yang mengalami kerusakan parah, dan kerugian yang dialami warga sangat besar. Yang lebih mengkhawatirkan, hingga saat ini belum ada bantuan resmi dari pemerintah daerah atau instansi terkait untuk proses evakuasi dan pemulihan pasca-banjir.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya penanganan bencana yang lebih cepat dan terstruktur. Kolaborasi berbagai elemen masyarakat telah membuktikan bahwa solidaritas kemanusiaan dapat menjadi penyelamat di saat-saat kritis. Namun, dukungan dari pemerintah tetap sangat diperlukan agar proses pemulihan dapat berlangsung lebih efektif.
Aksi kemanusiaan ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kebersamaan adalah kunci dalam menghadapi bencana. Dengan semangat gotong royong, harapan untuk bangkit kembali tetap ada bagi warga Bekasi Selatan yang terdampak banjir. Tragedi ini mengingatkan kita bahwa bencana bisa datang kapan saja tanpa peringatan, tetapi dalam setiap ujian, selalu ada harapan yang muncul dari tangan-tangan yang saling membantu. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih siap dalam menghadapi dan menangani bencana di masa depan. Solidaritas dan kepedulian adalah kunci untuk melewati segala tantangan bersama. (*)
No Comments