Dukung Konektivitas Jalur Pantai Selatan Pulau Jawa, Kementerian PU Bangun Jembatan Pandansimo

3 minutes reading
Friday, 10 Oct 2025 09:18 4 Admin

Yogyakarta, 10 Oktober 2025 – Konektivitas di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa, khususnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), semakin lengkap dengan terselesaikannya pembangunan Jembatan Pandansimo. Infrastruktur jembatan yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ini tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur baru di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), tetapi juga menjadi sebuah mahakarya yang menyatukan kemajuan teknologi, kelestarian lingkungan, dan kearifan budaya lokal. Memiliki bentang utama mencapai 675 meter, jembatan ini pun siap menjadi ikon baru di Yogyakarta.

Membentang gagah di atas Sungai Progo, Jembatan
Pandansimo juga menjadi penanda perbatasan antara Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Bantul. Secara
spesifik, jembatan ini menyambungkan ruas Congot–Ngremang dengan ruas
Pandansimo–Samas. Kehadirannya sekaligus melengkapi jaringan JJLS, atau yang
lebih dikenal sebagai ruas Pantai Selatan (Pansela), di wilayah DIY yang total
panjangnya mencapai kurang lebih 110 km.

Menteri
PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari visi besar
pemerintah. “Pengembangan jaringan jalan serta pembangunan jembatan yang
menghubungkan kota, pulau, hingga daerah tertinggal di seluruh Indonesia kami
lakukan untuk membuka akses bagi masuknya investasi, mendukung pengembangan
kawasan industri, mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, dan memperkuat
konektivitas antar pusat-pusat ekonomi regional,” kata Menteri Dody Hanggodo.

Pembangunan
Jembatan Pandansimo sendiri merupakan proyek strategis yang menghubungkan Desa
Banaran di Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Poncosari di Kabupaten Bantul.
Proyek yang dimulai sejak November 2023 ini memiliki panjang penanganan total
2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter. Konstruksi jembatan ini berhasil
diselesaikan pada Juni 2025 dengan total biaya yang bersumber dari APBN senilai
Rp863,7 miliar.

Dibangun
di atas kondisi alam pesisir selatan yang dinamis, Jembatan Pandansimo
dirancang dengan perhitungan matang terhadap risiko gempa bumi dan likuifaksi.
Strukturnya diperkuat dengan Lead Rubber Bearing (LRB) yang berfungsi menyerap
energi gempa dan mengurangi deformasi.

Teknologi
modern lainnya juga diterapkan, seperti penggunaan Corrugated Steel Plate (CSP)
yang ringan namun kuat, sehingga proses pemasangannya menjadi lebih efisien.
Konstruksi jembatan juga memanfaatkan Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE
Wall) untuk memperkokoh oprit jalan, serta mortar busa sebagai material pengisi
ringan yang efektif mengurangi beban struktur dan getaran tanah.

Lebih
dari sekadar struktur fungsional, desain Jembatan Pandansimo memadukan nilai
estetika modern dengan sentuhan kearifan lokal Yogyakarta. Hal ini terlihat
jelas pada elemen arsitekturnya yang sarat makna budaya. Misalnya, bentuk dasar
gunungan wayang diaplikasikan pada desain gapura dan lampu jalan, menjadi
simbol perjalanan hidup serta keseimbangan antara alam dan manusia. Detail
visualnya diperkaya dengan adaptasi sulur keris pada batang gunungan, yang
mencerminkan filosofi keteguhan sekaligus keluwesan masyarakat Jawa.

Sentuhan
tradisi juga dihadirkan secara halus melalui corak batik nitik pada struktur
baja modern di gunungan. Perpaduan harmonis ini menjadikan Jembatan Pandansimo
bukan hanya sekadar sarana transportasi, tetapi juga sebuah karya arsitektur
yang menghidupkan kembali semangat budaya di pesisir selatan Yogyakarta.

Seiring
operasionalnya, Jembatan Pandansimo diharapkan berdampak positif bagi berbagai
sektor. Selain memperlancar mobilitas antarwilayah, jembatan ini diproyeksikan
menjadi infrastruktur pendukung utama bagi pengembangan ekonomi, pariwisata,
serta distribusi hasil pertanian dan perikanan. Keberadaannya juga akan membuka
akses ke lahan pertanian seluas 2.164 hektare di Kecamatan Galur, dengan
potensi produksi mencapai lebih dari 9.000 kuintal hasil pertanian dan 13 ton
hasil perikanan setiap tahunnya.

Kawasan
di sekitar jembatan juga digadang-gadang menjadi koridor wisata baru yang
menghubungkan berbagai destinasi andalan, mulai dari Pantai Depok, Pantai
Glagah, Hutan Mangrove, hingga wisata Kali Biru. Dengan rancangan yang canggih,
Jembatan Pandansimo menjadi contoh bagaimana sebuah infrastruktur dapat menjadi
penghubung antarwilayah sekaligus penyatu nilai-nilai keberlanjutan, budaya,
dan denyut nadi kehidupan masyarakat.

Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak –
Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA