Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

3 minutes reading
Monday, 8 Dec 2025 02:27 5 Admin

Jakarta, 8 Desember 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus bergerak melakukan penanganan darurat infrastruktur pascabencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh. Fokus penanganan antara lain pada pemulihan konektivitas jalan dan jembatan nasional yang terputus, guna memastikan distribusi logistik dan aktivitas warga dapat segera kembali normal.

Menteri PU,
Dody Hanggodo, menegaskan bahwa seluruh personel teknis di Aceh dalam kondisi
siaga penuh. Mereka bekerja siang dan malam untuk memulihkan akses warga yang
terisolasi akibat bencana.

“Kami
memastikan pemulihan akses utama di Aceh menjadi prioritas. Tim di lapangan
bergerak maksimal, termasuk pemasangan jembatan bailey dan pembersihan material longsoran,” ujar Menteri Dody.

Berdasarkan
data di lapangan, tercatat sebanyak 477 titik infrastruktur terdampak bencana.
Kerusakan didominasi oleh banjir pada tanggul kritis sebanyak 143 titik,
longsor di 46 titik, serta banjir akibat tanggul jebol di 36 titik. Kerusakan
infrastruktur konektivitas juga teridentifikasi pada 30 ruas jalan nasional dan
15 jembatan nasional.

Kerja keras tim
di lapangan mulai membuahkan hasil. Balai dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian
PU telah melakukan penanganan darurat dengan progres saat ini mencapai 48,34%. Sejumlah akses vital kini telah dapat dilalui kembali oleh
kendaraan, antara lain jalur Banda Aceh–Meureudu, Lhokseumawe–Langsa, serta
ruas Kuala Simpang hingga Perbatasan Sumatera Utara. Kendati demikian,
Kementerian PU menargetkan pemulihan bertahap untuk jalur yang masih terputus
dapat tuntas hingga pertengahan Desember 2025.

Percepatan
Pemasangan Jembatan Bailey

Guna mengatasi
ruas jalan yang putus, Kementerian PU mempercepat mobilisasi dan pemasangan
jembatan rangka baja (bailey) di sejumlah lokasi, antara lain: Teupin
Mane, Alue Kulus, Enang-enang, Weihni Rongka, hingga Timang Gajah. Sebagian
material jembatan telah tersedia di lokasi, sementara sisanya sedang dalam
perjalanan menuju Aceh.

Salah satu
titik yang menjadi prioritas pengerjaan adalah Jembatan Teupin Mane. Saat ini,
sejumlah alat berat seperti excavatordozer, dan dump truck tengah beroperasi untuk melakukan
penimbunan oprit batu boulder,
pembuatan cofferdam pengalihan arus sungai, serta
perakitan struktur bailey.

Selain fokus
pada jalan dan jembatan, kerusakan pada infrastruktur permukiman dan air minum
juga menjadi perhatian serius. Sebanyak 20 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
di 10 kabupaten/kota dilaporkan terdampak, termasuk satu Instalasi Pengolahan
Air (IPA) di Kota Langsa. Fasilitas sanitasi berbasis masyarakat, seperti
Sanimas, TPS3R, dan fasilitas PISEW, juga mengalami kerusakan cukup luas.

Untuk mendukung
percepatan penanganan di seluruh sektor tersebut, Kementerian PU mengerahkan
alat berat dan logistik darurat secara masif. Sebanyak 41unit excavator dan 25unit dump truck telah diterjunkan. Selain itu, bantuan
dasar berupa tenda dan perlengkapan sanitasi juga disalurkan bagi warga
terdampak yang masih berada di pengungsian.

Menteri Dody
memastikan bahwa penanganan akan dilakukan secara berkelanjutan hingga seluruh
fungsi pelayanan publik pulih sepenuhnya. Kementerian PU juga terus
berkoordinasi erat dengan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) mulai dari tahap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi
nanti.

“Kami tidak
hanya memulihkan konektivitas, tetapi juga layanan dasar seperti air bersih dan
fasilitas permukiman. Masyarakat Aceh harus segera kembali pada aktivitas yang
aman dan produktif,” pungkas Menteri Dody.

Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA