Middle Income Trap, Jebakan Pertumbuhan yang Harus Diwaspadai

5 minutes reading
Monday, 13 Oct 2025 10:59 1 Admin

Istilah middle income trap kembali ramai dibahas dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketika Indonesia naik turun status dari negara berpenghasilan menengah ke atas menjadi menengah ke bawah lagi. Fenomena ini bukan sekadar data ekonomi, tetapi cerminan dari bagaimana sebuah negara, bahkan individu, bisa “mandek” di titik tertentu dalam perjalanan finansialnya.

Seperti yang kita tahu, Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Pendapatan per kapita relatif rendah, pertumbuhan industri belum stabil, dan kesenjangan sosial masih terasa mulai dari pendidikan, transportasi, hingga akses teknologi. Kondisi inilah yang menggambarkan middle income trap, atau jebakan pendapatan menengah.

Apa Itu Middle Income Trap?

Secara sederhana, middle income trap adalah situasi ketika suatu negara berhasil keluar dari status miskin, namun kemudian kesulitan naik kelas menjadi negara maju. Ekonom menyebutnya sebagai “jebakan pertumbuhan” saat ekonomi tidak lagi tumbuh cepat, pendapatan stagnan, dan daya saing menurun.

Bayangkan seseorang yang dulunya berpenghasilan rendah, kemudian naik gaji tapi tidak meningkatkan produktivitas atau kompetensi. Lama-lama, penghasilan tetap segitu-segitu saja, sementara biaya hidup naik. Nah, pada skala nasional, itulah yang disebut middle income trap.

Masalahnya tidak berhenti di pendapatan. Perangkap ini juga mencakup rendahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya inovasi, ketertinggalan teknologi, hingga birokrasi yang lambat dan tidak efisien. Jika hal-hal ini tidak dibenahi, negara akan sulit melompat ke level selanjutnya.

Mengapa Negara Bisa Terjebak?

Beberapa faktor utama penyebab middle income trap antara lain:

1. Kualitas SDM yang belum siap

Negara yang terjebak di level menengah seringkali kekurangan tenaga kerja terampil. Pendidikan belum merata, skill belum menyesuaikan kebutuhan industri, dan literasi digital masih rendah. Akibatnya, produktivitas lambat, sementara pasar tenaga kerja global semakin kompetitif.

2. Sektor manufaktur yang lemah

Manufaktur adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi. Tapi jika sektor ini tak berkembang, misalnya karena ketergantungan impor atau kurang inovasi, maka penciptaan lapangan kerja pun terbatas.

3. Birokrasi yang rumit

Proses perizinan panjang, sistem administrasi lambat, dan kurangnya transparansi membuat investasi sulit masuk. Investor global cenderung memilih negara dengan sistem birokrasi yang efisien, karena itu berarti biaya operasional lebih rendah.

Infrastruktur tidak merataTanpa jalan, listrik, internet, dan transportasi yang memadai, roda ekonomi tak bisa berputar cepat.Infrastruktur bukan hanya soal fisik, tapi juga digital. Akses internet yang kuat misalnya, bisa memperluas kesempatan kerja dan membuka peluang usaha baru.

Indonesia dan Tantangan Middle Income Trap

Sejak 1996, Indonesia berada dalam kelompok lower middle income country. Pada 2020, sempat naik menjadi upper middle income country, tetapi hanya bertahan satu tahun.Tahun berikutnya, status itu turun kembali. Artinya, Indonesia masih menghadapi tantangan besar untuk naik kelas menjadi negara maju.

Beberapa langkah penting yang sedang dan perlu terus dilakukan antara lain:

1. Peningkatan kualitas SDM

Pendidikan dan kesehatan menjadi kunci. Pemerintah berupaya memperkuat pelatihan vokasi, memperluas akses pendidikan tinggi, dan memastikan masyarakat punya kemampuan yang relevan dengan industri modern.

2. Jaring pengaman sosial

Pertumbuhan ekonomi tidak boleh meninggalkan masyarakat rentan. Bantuan sosial, pemberdayaan UMKM, hingga program peningkatan literasi keuangan menjadi pondasi penting agar seluruh lapisan bisa tumbuh bersama.

3. Transformasi ekonomi

Pemerintah mendorong diversifikasi ekonomi, dari ketergantungan pada komoditas ke industri bernilai tambah. Termasuk digitalisasi UMKM, pertanian modern, dan penguatan ekonomi kreatif.

4. Penguatan institusi dan tata kelola

Institusi yang efisien dan bebas korupsi menjadi tulang punggung pembangunan. Tanpa sistem birokrasi yang transparan dan cepat, kebijakan ekonomi tak akan efektif.

5. Infrastruktur berkualitas dan tepat sasaran

Pembangunan jalan, transportasi publik, hingga jaringan digital harus merata hingga daerah. Pemerintah juga perlu menggandeng pihak swasta agar pembangunan tidak tergantung sepenuhnya pada APBN.

Keluar dari Middle Income Trap: PR Negara dan Individu

Middle income trap bukan hanya masalah negara tapi juga bisa terjadi pada individu. Coba bayangkan, penghasilan naik, tapi gaya hidup juga naik, tabungan tidak bertambah, investasi tidak berjalan, dan tidak ada peningkatan keterampilan. Itu juga bentuk jebakan pendapatan menengah dalam skala pribadi.

Sama seperti negara, kita juga perlu transformasi finansial pribadi. Mulai dari mengatur pengeluaran, meningkatkan skill agar nilai diri naik, hingga menyiapkan jaring pengaman finansial berupa tabungan dan investasi.

Bangun Ketahanan Finansial Lewat Tabungan

Jika negara perlu reformasi ekonomi, maka individu perlu reformasi keuangan pribadi. Salah satu langkah paling sederhana dan efektif adalah memiliki tabungan rutin. Dengan tabungan, kamu punya cadangan dana untuk pendidikan, darurat, hingga modal usaha. Tabungan juga menjadi langkah awal untuk keluar dari “jebakan penghasilan pas-pasan”.

Kini, banyak bank dengan layanan digital dan lembaga keuangan yang menawarkan tabungan online dengan bunga kompetitif, bebas biaya admin, dan mudah diakses. Dengan cara ini, kamu bisa mulai membangun pondasi finansial lebih kuat, sekecil apa pun langkahnya.

Sama seperti negara yang ingin naik kelas menjadi maju, setiap individu juga bisa naik kelas secara finansial, asal tahu cara mengelola uang dengan bijak, dan mulai menabung dari sekarang.

Kamu bisa menabung di neobank dari Bank Neo Commerce. Coba rekomendasi tabungan bank terbaik melalui produk Tabungan NOW dengan bunga kompetitif yang cair harian. Uang simpanan kamu pun bisa tumbuh perlahan. Selain itu, Tabungan NOW juga termasuk tabungan tanpa biaya admin. 

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan coba rekomendasi tabungan bank terbaik lewat produk Tabungan NOW sekarang. 

Cek info lebih lanjut dan terbaru di link Tabungan NOW.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA