Krakatau Steel Siap Dukung Mandat Pembangunan 300 Ribu Jembatan

4 minutes reading
Tuesday, 9 Dec 2025 07:10 1 Admin

Jakarta (9/12) – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan arahan kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto mengerahkan seluruh mahasiswa teknik sipil yang memiliki kemampuan untuk membangun 300 ribu jembatan di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu disampaikannya pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2025 pada Jumat (28/11) di Jakarta.

Mandat tersebut dilayangkan Presiden RI setelah menerima banyak laporan dari
masyarakat terkait kondisi infrastruktur pendidikan yang sangat memprihatinkan.
Sebagai respons cepat, Presiden Prabowo mengumumkan pembentukan Satuan Tugas
Khusus Darurat Jembatan yang akan memfokuskan pembangunan hingga 300 ribu
jembatan di berbagai wilayah Indonesia. Presiden menegaskan bahwa negara mampu dan negara harus
hadir, karena pembangunan jembatan bukan pilihan melainkan kewajiban moral terhadap warga
negara.

Momentum tersebut tak luput dari analisis
pengamat industri baja dan pertambangan, Widodo Setiadharmaji, pada kanal
resminya Steel & Mining Insights. Disebutkan olehnya bahwa arahan ini menciptakan mandat
baru bagi kementerian teknis, pemerintah daerah, industri konstruksi, dan industri baja nasional. Menurutnya,
skala tiga ratus
ribu jembatan bukan sekadar proyek besar, tetapi proyek generasi yang akan
menentukan wajah Indonesia satu hingga dua dekade ke depan. 

“Baja menjadi pilihan utama dalam
pembangunan jembatan karena memberikan kombinasi yang tidak tertandingi oleh
material lain,” tulis Widodo pada kanal resminya.

Lebih lanjut Widodo menjelaskan
mengenai keunggulan jembatan baja. Kekuatan tarik yang tinggi memungkinkan
pembangunan bentang lebih panjang dengan jumlah penopang lebih sedikit,
sehingga cocok untuk sungai besar dan daerah rawan longsor. Ketahanan terhadap
korosi, terutama pada baja tahan karat atau baja pelapisan zinc-aluminium,
membuat jembatan mampu bertahan puluhan tahun tanpa perawatan besar.
Modularitas fabrikasi menjadikan baja ideal untuk daerah terpencil, komponen
dapat diproduksi di pabrik dan dirakit di lokasi dengan waktu instalasi yang
singkat.

Garda
Terdepan Mengawal Keadilan Sosial
 

Sebagai
perusahaan baja nasional terintegrasi, PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk / Krakatau Steel Group (IDX: KRAS) menyambut dengan penuh tanggung jawab terhadap
mandat Presiden
RI tersebut.
Pembangunan 300 ribu jembatan menjadi panggilan moral sekaligus peluang untuk menunjukkan bahwa
industri baja Indonesia mampu menjadi fondasi nyata bagi pemerataan pembangunan
dan keadilan sosial.

Direktur Utama Krakatau Steel,
Akbar Djohan, menyampaikan bahwa Krakatau
Steel tidak hanya memproduksi baja, tetapi membangun harapan. Dikatakannya,
ketika satu
jembatan baja berdiri, satu komunitas mendapatkan kesempatan baru. Hal
ini menegaskan bahwa pembangunan jembatan
bukan hanya soal manifestasi struktur fisik, tetapi juga tentang masa depan dan
kesejahteraan masyarakat terpencil.

“Krakatau
Steel siap menjadi
pilar utama pelaksanaan program jembatan nasional dengan komitmen, teknologi,
dan semangat melayani rakyat,” ujar Akbar Djohan yang juga
menjabat sebagai Chairman Indonesian
Iron & Steel Industry Association (IISIA) dan Chairman Asosiasi
Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA).

Bukti Kemampuan dan Komitmen 

Krakatau
Steel dan Grup telah menunjukkan bahwa perannya bukan sekadar produsen baja,
tetapi juga sebgai pelaksana
pembangunan infrastruktur nyata di lapangan melalui sejumlah proyek jembatan
yang telah dan
sedang dilaksanakan. 

Jembatan
Teksas (Teknik-Sastra)
sepanjang 80 meter di
Universitas Indonesia yang diresmikan pada tahun 2007 merupakan jembatan berbasis baja Krakatau
Steel yang menunjukkan
bahwa struktur baja dapat dirancang, difabrikasi, dan dibangun sesuai standar
tinggi, tahan terhadap lingkungan tropis, serta memiliki daya tahan jangka
panjang. Portofolio ini menjadi bukti bahwa Krakatau Steel mampu menyediakan solusi teknis
dan struktural yang kokoh, andal, dan sesuai untuk jembatan permanen maupun
jembatan penyeberangan di pelosok tanah air.

Adapun pembangunan jembatan yang
saat ini tengah dalam tahap pengerjaan, yaitu jembatan Cimandiri dan
jembatan Citorek yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten. Pembangunan
kedua jembatan ini merupakan atas
dasar evaluasi urgensi dari banyak titik usulan. Pembangunan
kedua jembatan ini
dirancang untuk memperlancar akses warga pedesaan, mendukung mobilitas, serta
memperkuat konektivitas ekonomi dan sosial di kawasan terpencil. Kedua
jembatan ini ditargetkan rampung
pada pekan kedua Desember 2025, sekaligus menjadi sebuah bukti komitmen untuk
menjamin keamanan dan kelancaran akses masyarakat.

Jembatan
Penghubung Masa Depan
 

Pembangunan 300.000 jembatan yang
dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bukan hanya program fisik, namun sebuah
kebijakan afirmatif untuk menghapus hambatan-hambatan dasar yang selama ini
membatasi masyarakat dalam mengakses layanan publik. Pembangunan berskala
nasional ini merupakan wujud nyata realisasi Asta Cita, di mana infrastruktur dapat
menjadi simbol pemerataan, penguatan ekonomi rakyat, dan investasi jangka
panjang pada sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Krakatau
Steel memposisikan diri sebagai garda terdepan dari upaya nasional ini dengan menyediakan
baja dan teknologi, mendorong kemandirian industri, serta memberi kontribusi
nyata pada pemerataan dan keadilan sosial. Dengan demikian, industri baja
nasional dan pembangunan infrastruktur rakyat dapat berjalan beriringan, bukan sebagai dua agenda
terpisah, tetapi sebagai satu gerakan besar untuk membangun Indonesia yang
merata, adil, dan sejahtera.

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA